Skyactiv engine ini kiblatnya mazda bro. Nih ulasannya :
1. Mesin SKYACTIV-G
Untuk Indonesia, SKYACTIV baru dipasang pada mesin bensin. SKYACTIV ini menggunakan rasio kompresi mesin yang tertinggi. Bahkan di dunia sekalipun, yakni 13:1, untuk di Jepang sudah ada yang 14:1. Melihat rasio kompresinya nenggak oktan 95 sudah kewajiban nih (klik disini).
Mesinnya merupakan mesin injeksi langsung (bahan bakar disemprotkan langsung ke dalam mesin, dengan sistem exhaust 4-2-1, multi hole injektor, dual sequential valve timing, dan inovasi lainnya yang memungkinkan rasio kompresi tinggi ini didapatkan. Karena dengan rasio kompresi tinggi, efisiensi mesin lebih tinggi.
Hasilnya, dibanding mesin lain dengan kapasitas mesin yang sama bobotnya lebih ringan 10%, friksi di mesin dikurangi 30%. Sehingga ketika dibandingkan dengan mesin yang cc-nya sama, efisiensi mesin lebih tinggi 15% dan torsi (tenaga mobil untuk bergerak meningkat 15%.
2. Transmisi SKYACTIV-Drive
Di Indonesia, SKYACTIV menggunakan transmisi otomatis yang disebut SKYACTIV Drive. Transmisi ini mengombinasikan keunggulan transmisi otomatis konvensional, CVT, maupun dual clutch. Jadi apa yang unggul di masing-masing digabungkan dalam SKYACTIV.
Fitur-fitur dalam transmisi meliputi full range multi plates lock up clutch. Jika dulu biasanya besar dan satu sekarang lock up clutchnya lebih kecil dengan disk yang lebih banyak, ditambah juga vibration damper untuk mengurangi getaran, torqe converter yang lebih kompak, dan komputernya yang merupakan otak dari transmisi yakni mekatronik terintergrasi di dalam transmisi bukan di luar.
Jadi dari fitur-fitur terebut, transfer torsi bisa lebih besar dan dalam rentang yang lebih besar pula sehingga fuel ekonomi meningkat 4-8% dibanding transmisi otomatis biasa, saat start up dan saat bejek gas mobil lebih halus. Ketika ganti gigi, pergantian gigi lebih cepat, jeda antara gigi lain dan gigi lain bisa berkurang.
3. SKYACTIV-Body
Mazda membuat bodi mobil yang yang lebih ringan namun kokoh untuk melindungi pengemudi penumpang. Mazda mengklaim bodi mobil yang dibekali teknologi SKYACTIV 30% kokoh dan lebih ringan 8% dibanding mobil Mazda sebelumnya.
Biasanya kokoh berat, sesuatu yang ringan umumnya ringkih, nah ini bagaimana insinyur Mazda bisa membuat bodi yang ringan namun kokoh. Dan itu bisa dilakukan dengan merancang bodi yang basic framework-nya cenderung lurus, jadi kalau tabrakan dispersi energi atau energi yang diserap oleh rangka bodi ini bisa diserap dalam jumlah yang besar dan disebarkan menjauh dari pengemudi dan penumpang.
Ketika dites tabrak oleh IIHS, EuroNCAP, baik untuk CX-5 dan Mazda6 hasilnya adalah nilai maksimum atau mendapatkan nilai yang tinggi.
4. SKYACTIV-Chassis
Untuk suspensi belakang dan depan. Mazda membuat sasis yang membuat pengendara bisa menyatu dengan mobil. Agar berkendara lebih nyaman dan enak, suspensi dan steering direvisi untuk membuat mobil merespons input pengemudi lebih cepat. Jadi misalnya pengemudi membelokkan setir ke kiri, mobil langsung nurut.
Mobilnya lincah di kecepatan rendah maupun menengah tapi stabil di kecepatan tinggi. Biasanya kalau kita fokus di satu pasti kalah di lain, keseimbangan antara ride comfort dengan kelincahan di kecepatan rendah dan menengah tadi, tapi di sini Mazda berhasil menggabungkan hal-hal yang bertolak belakang tersebut.
Untuk melakukan hal itu, Mazda melakukan perombakan seperti geometri suspensi depan dan belakang, rasio steering gear dibikin lebih cepat namun electronic power steering (atau EPAS), dirancang Mazda agar selain memberikan feedback yang baik juga enak dipakai di kecepatan rendah, namun di kecepatan tinggi otomatis setir menjadi lebih berat.
Pada suspensi belakang, pivot point yang biasanya ada di bawah ini dibuat naik agar penumpang tidak terlalu merasa guncangan saat mobil melalui jalan yang berlubang, atau jalan yang jelek.
Jadi kalau mobil kena polisi tidur, biasanya kalau pivot pointnya dibawah begitu kena polisi tidur, ban itu akan naik, sehingga kita kesundul oleh ban belakang, kan gak nyaman, dengan dinaikkannya pivot itu, ban akan mantul ke atas, sehingga orang tidak terlalu merasa efeknya seperti kalau pivot pointnya di bawah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar