Senin, 16 November 2015

Peran Teknologi dalam masyarakat dengan masyarakat 10 nopember

Semangat 10 nopember merupakan semangat juang dari pahlawan kita terdahulu dalam berperang melawan penjajah. Tanpa memikirkan diri sendiri, para pahlawan kita melawan penjajah dengan semangat yang penuh dan pantang menyerah. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa yang dikatakan sebagai agent of change, kita harus berjuang melalui pengetahuan yang kita punyai agar dapat bermanfaat bagi sekitar kita.

Mengapa pentingnya Mahasiswa berkontribusi bagi masyarakat sekitar?

Memang berbagai macam alasan mengapa mahasiswa harus berkontribusi untuk masyarakat. Dari alas an kewajiban, spiritual sampai alasan pondasi suatu Negara. Menurut saya alasan yang paling “mengena” adalah seperti ini; sebagai mahasiswa perguruan tinggi negeri, kita ini mendapat subsidi dari pemerintah dengan jumlah tertentu. Kita ibaratkan saja bahwa subsidi pemerintah ini sebesar biaya spp mahasiswa tiap 1 semester. Diibaratkan lagi masa tempuh kuliah yang dijalani 8 semester (4 tahun)

1.800.000 X 8 = 14.400.000
Lalu dikali dengan 4000 mahasiswa ITS. Maka hasil yang saya dapatkan adalah Rp 57.600.000.000,-

57,6 milliar lah biaya yang disubsidikan pemerintah ke ITS selama 4 tahunnya untuk membiayai biaya pendidikan bagi tiap mahasiswa baru (angkatan 2012).

Sebenarnya bisa saja pemerintah langsung memberikan 57,6 M ke suatu daerah dengan harapan daerah – daerah tersebut akan berkembang dengan sendirinya. Sehingga tidak perlu lagi menyubsidikan uang tersebut ke perguruan tinggi negeri, dalam hal ini adalah ITS. Akan tetapi sebagai seorang mahasiswa yang menempuh perkuliahan dengan banyaknya tugas dan ujian yang tidak mudah, diharapkan nantinya setelah lulus, mahasiswa – mahasiswa tersebut mampu berkontribusi untuk Negara Indonesia. Entah dengan melakukan penelitian yang nantinya akan menemukan suatu alat yang berguna atau dengan membuka lapangan kerja yang ditujukan untuk masyarakat Indonesia. Hal tersebut sebenarnya merupakan kewajiban dari tiap mahasiswa karena secara tidak langsung kita telah berhutang dengan masyarakat sekitar

Setelah kita membahas mengenai mengapa kita harus berkontribusi bagi masyarakat, next, kita akan membahas mengenai teknologi apa yang mungkin diterapkan di Indonesia.

Sebagai seorang mahasiswa jurusan teknik mesin, saya kali ini ingin mengkritisi mengenai pendapat mahasiswa di jurusan teknik mesin mengenai bidang yang berpotensi bagi dirinya untuk diggeluti kelak setelah lulus. Banyak sekali mahasiswa teknik mesin yang menganggap bidang manufaktur sebagai bidang yang berpotensi bagi Indonesia. Hal ini tentunya sah sah saja. Akan tetapi saya punya anggapan yang lain. Jepang merupakan Negara yang sangat berkuasa di bidang manufaktur. Tentunya kita akan menyetujui hal tersebut bila kita melihat banyaknya produsen alat elektronik dan otomotif dari Negara yang sepak bolanya sedang berkembang ini. Toyota, Daihatsu, honda dan Samsung merupakan merk yang tidak asing bagi seluruh masyarakat dunia. Perlu kita ketahui bahwa Negara jepang memiliki posisi geografis yang tidak menuntungkan negaranya. Gempa yang selalu terjadi karena jepang berada di daerah pertemuan 2 lempeng gempa. Namanya lempeng gempa Eurosia dan lempeng gempa Pasifik. Dasar Samudera Pasifik sering terdorong dan menyusup ke bawah lempeng daratan Jepang. Desakan ini membuat Jepang tertarik ke dalam. Di daratan desakan-desakan ini membuat gempa-gempa kecil. Tetapi jika desakan itu begitu kuat, setelah ke dalam, daratan Jepang bisa melenting ke luar lagi. inilah yang menimbulkan gempa besar di Jepang. Dari sisi alam, bisa dibilang Jepang adalah negeri yang kurang beruntung. Negara ini memang memiliki sumber daya alam, tapi jumlahnya sangat terbatas, dan tidak memadai untuk menopang pertumbuhan ekonomi negara dan jumlah penduduk yang cukup besar. Karenanya, untuk kebutuhan bahan baku, Jepang sangat bergantung pada impor luar negeri. Hebatnya, meski menghadapi masalah seperti itu pun, Jepang mampu membuktikan diri sebagai negara maju dan sangat hebat dalam teknologi. Jepang mengekspor banyak hasil usaha mereka ke berbagai negara, mulai dari komputer, mobil, tembaga, besi, semikonduktor, dan lain-lain. Produk-produk elektronik mereka juga masuk ke milyaran rumah penduduk di berbagai belahan dunia. Oleh sebab itu jepang lebih memfokuskan dirinya pada industri manufaktur. Pemfokusan diri ini tentunya karena jepang sadar sekali akan hal yang tidak dipunyainya sehingga mereka berbenah diri untuk mencari alternative lain

Untuk Indonesia sendiri, tidak usah diragukan lagi akan potensi sumber daya alamnya. Kayanya sumber daya alam Indonesia sempat membuat Indonesia menjadi macan asia, akan tetapi kurangnya pemberdaya gunaan bagi sumber daya alam inilah yang sering kali kurang kita sadari. Sumber daya alam seperti minyak bumi, laut dan panas bumi yang dimiliki Indonesia sudah sangat banyak dan tidak perlu diragukan lagi. Kembali lagi ke beberapa kebijakan dan kurang mawasnya kita mengenai potensi Indonesia inilah yang membuat kita sering tertinggal.

Selanjutnya saya akan membahas mengenai potensi pembangkit Indonesia. Dikutip dari situs PLN mengenai pernyataan presiden Joko widodo mengenai proyek pembangunan mega proyek 35.000 MW bagi masyarakat Indonesia bahwa Target 35 ribu MW bukan target main-main dan itu merupakan hal realistis. sehingga harus dicapai dengan kerja keras. Listrik merupakan salah satu kunci bagi pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Dari sekian banyaknya pembangkit dengan berbagai macam media sebagi media penghasilnya, saya akan mengkritisi mengenai pembangkit listrik tenaga uap yang jumlahnya sebesar 53,52% dibandingkan dengan pembangkit lainnya.

PLTU sendiri merupakan suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang memanfaatkan tekanan uap hasil dari penguapan air yang dipanaskan oleh bahan bakar di dalam ruang bakar (boiler). Salah satu jenis PLTU adalah PLTU berbahan bakar batubara.

PLTU berbahan bakar batubara sangat vital penggunaannya di Indonesia maupun di dunia. PLTU batubara merupakan sumber utama energi di dunia, dimana 60 % pasokan listrik dunia masih bertumpu pada PLTU berbahan bakar batubara. PLTU merupakan suatu sistem yang saling terkait antara satu komponen dengan komponen lainnya. gambar dibawah ini memperlihatkan diagram uap dan air pada PLTU yang menunjukan keterkaitan antara komponen. Oleh karena itu kemampuan pembangkit listrik untuk tampil prima merupakan hal yang penting agar ketersediaan listrik di Indonesia tetap terjaga. Segala kerusakan baik besar ataupun kecil harus segera ditanggulangi secara cepat dan tepat.


Gambar siklus kerja PLTU

Dikarenakan media yang digunakan adalah air laut yang dipompakan sebagai fluida kerja. Sering kali ditemukan adanya penurunan daya dikarenakan air laut yang surut. Hal ini tentunya akan berefek pada kerja pompa untuk memompakan air laut tersebut. Penurunan daya ini tentunya sangat besar sekali. Rincian sederhana jumlah kehilangan dana akibat penurunan daya ini saya tuliskan sebagi berikut;

Misalkan beban yang diproduksi suatu PLTU sebesar 8 MW
Dimana apabila terjadi penurunan ketinggian air laut beban yang dihasilkan menjadi 6 MW
Berarti beban yang hilang adalah 2 MW (2000 kW)
Kita ambil permisalan biaya listrik adalah 1500/kWh

Maka dana yang hilang perbulan apabila terjadi penurunan ketinggian air laut adalah
2000 kW X 1500 kWh X 24 jam X 30 hari = 2.160.000.000

Hanya satu pembangkit saja sudah menghilangkan 2,16 M perbulannya

Dan tentunya isu penurunan beban karena air laut surut ini merupakan isu yang sering terjadi di pembangkit di seluruh Indonesia, khususnya di luar pulau jawa.

Penurunan beban pembangkit dikarenakan daya ini tentunya dapat diatasi dengan adanya suatu peralatan yang membuat apabila terjadinya penurunan ketinggian air laut ini tidak akan menjadi masalah lagi. Solusi yang saya tawarkan adalah mekanisme floating intake. Solusi ini merupakan solusi yang sudah diterapkan di beberapa pembangkit dengan masalah yang sama di Negara lain. 

Akan tetapi di Indonesia sendiri masih kurang penerapannya. Padahal peraltan yang digunakan cukup sederhana.

Floating Intake merupakan jenis intake yang jarang ditemukan, bahkan masih belum digunakan pada berbagai perusahaan baik perusahaan pembangkit maupun perusahaan air minum. Floating intake ini dibuat dengan design inlet pipe yang terapung dengan bantuan floats dan flexible pipe. Seperti yang terlihat pada gambar, inlet pipa dibuat terapung dengan bantuan main floats, di sepanjang flexibel pipe diberikan intermediate floats untuk membantu menopang agar tidak terjadi lengkungan pada flexibel pipe tersebut. Di ujung inlet diberikan strainer untuk menyaring kotoran yang terkandung dalam air yang masuk ke dalam inlet tersebut.

Design floating intake ini dibuat untuk menyesuaikan level air yang nada pada kanal intake. Pada PLTU yang menggunakan air laut sebagai media pendingin (cooling water) untuk sistem pendinginannya akan berpengaruh besar ketika air laut mengalami musim pasang ataupun musim surut. Ketika musim surut, tidak menutup kemungkinan terjadi pendangkalan intake dan tidak cukup lelvel air laut untuk menyentuh atau sama dengan level suction inlet pada pipa pompa sehingga mengakibatkan unit pada PLTU tersebut tidak dapat beroperasi. Dengan adanya design floating intake ini diharapkan masalah ketika air laut pasang maupun surut bisa teratasi, dimana dengan bantuan floats tersebut inlet akan selalu dalam level sama (dibawah permukaan air) dan cukup untuk melakukan proses pendinginan pada PLTU. Selain itu, dengan design ini flow rate yang akan masuk ke dalam instalasi pompa akan cenderung selalu konstan, tidak lagi terpengaruh pada pasang surut air laut.


Gambar mekanisme kerja floating intake

Dengan mekanisme sederhana ini, berkuranglah akibat dari salah satu faktor yang sering terjadi pada PLTU yang menyebabkan Negara kehilangan banyak dana. Harapannya PLTU di seluruh Indonesia dapat bekerja dengan baik untuk menghasilkan listrik sebagai salah satu infrastruktur dan key factor untuk pertumbuhan ekonomi suatu Negara.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar